KHOSHOISH
Makassar terkenal dengan cotonya, semarang terkenal dengan wingko babatnya, banyumas terkenal dengan mendoannya, lampung terkenal dengan begalnya-eh. Setiap sesuatu pasti memiliki ciri khas dan kharakter masing masing yang membedekan dengan yang lain, atau biasa disebut khoshoish.
Begitupun dengan orang yang pernah menjadi kodat (sebutan mahasiswa maghfiroh) disebuah lembaga pendidikan disebuah lembah didataran bogor ini. Mereka adalah seorang guru yang merangkap menjadi orang orang yang siap memimpin negri ini, pemimpin disini tidak terbatas kepada jabatan presiden, lurah dll, pemimpin yang dimaksud adalah dalam segala bidang entah itu dalam ekonomi, atau pendidikan, ataupun politik atau bahkan pemimpin rumah tangga.
Dan sebelum menjadi para pemimpin mereka harus menjadi yang dipimpin dengan penuh ketaatan. Kejujuran, ikhlas, kepercayaan, loyalitas, komitmen, totalitas, profesionalisme, dan jiwa ksatria adalah akhlak yang telah menjiwai mereka tak cukup pelajaran dalam kelas mereka juga dituntut untuk menjadi para sarjana amal disamping sarjana ilmu. Dan ini adalah satu hal yang membedakan mereka dengan orang orang selain mereka. Mereka adalah para ustadz akan tetapi tak pernah malu untuk sekedar membersihkan sampah, mereka adalah calon guru yang tak pernah gengsi untuk hanya sekedar membersihkan kamar mandi, mereka mencintai amal dan pekerjaan sebagai mana mencintati ilmu yang selalu mereka tuntut untuk sebagai bekal.
Tempat yang indah dan nyaman, taman kerohanian yang menentramkan para perindu iman, dan lingkungan keilmuan yang sangat kuat menjadi pelengkap itu semua. Akan tetapi satu hal yang membuat sang penulis ini masih bertahan diranah yang jauh dari pemukiman itu adalah visi dari berdirinya tempat itu yaitu merekrut orang orang yang siap menjadi pencetak pemimpin masa depan yang kelak akan membawa panji kejayaan islam, dan ketika menemukan tempat ini penulis bagaikan sebuah botol yang bertemu dengan tutupnya yang pas,
Begitupun dengan orang yang pernah menjadi kodat (sebutan mahasiswa maghfiroh) disebuah lembaga pendidikan disebuah lembah didataran bogor ini. Mereka adalah seorang guru yang merangkap menjadi orang orang yang siap memimpin negri ini, pemimpin disini tidak terbatas kepada jabatan presiden, lurah dll, pemimpin yang dimaksud adalah dalam segala bidang entah itu dalam ekonomi, atau pendidikan, ataupun politik atau bahkan pemimpin rumah tangga.
Dan sebelum menjadi para pemimpin mereka harus menjadi yang dipimpin dengan penuh ketaatan. Kejujuran, ikhlas, kepercayaan, loyalitas, komitmen, totalitas, profesionalisme, dan jiwa ksatria adalah akhlak yang telah menjiwai mereka tak cukup pelajaran dalam kelas mereka juga dituntut untuk menjadi para sarjana amal disamping sarjana ilmu. Dan ini adalah satu hal yang membedakan mereka dengan orang orang selain mereka. Mereka adalah para ustadz akan tetapi tak pernah malu untuk sekedar membersihkan sampah, mereka adalah calon guru yang tak pernah gengsi untuk hanya sekedar membersihkan kamar mandi, mereka mencintai amal dan pekerjaan sebagai mana mencintati ilmu yang selalu mereka tuntut untuk sebagai bekal.
Tempat yang indah dan nyaman, taman kerohanian yang menentramkan para perindu iman, dan lingkungan keilmuan yang sangat kuat menjadi pelengkap itu semua. Akan tetapi satu hal yang membuat sang penulis ini masih bertahan diranah yang jauh dari pemukiman itu adalah visi dari berdirinya tempat itu yaitu merekrut orang orang yang siap menjadi pencetak pemimpin masa depan yang kelak akan membawa panji kejayaan islam, dan ketika menemukan tempat ini penulis bagaikan sebuah botol yang bertemu dengan tutupnya yang pas,
Komentar
Posting Komentar