SEDANG MERINDU
Kerinduan itu berasal dari kenangan kenangan masa lalu yang menggumpal dalam pikiran menjadikannya ingin mertemu atau melihat sesuatu yang berada dalam tumpukan kengannya itu, seperti kerinduan pada kampung halaman, karena panjangnya jembatan zaman yang membatasi pertemuan mereka, rindu jenis ini pula yang sedang meresap kepori pori kulitku hingga masuk ke relung hati dan mungkin ini pula yang sedang dirasa setiap muslim muslim macho sejati, karna hakikatnya sekarang kita sedang tidak berada dirumah kita, keberadaan kita jauh dari kampung halaman kita, tempat yang asing, dengan sekeliling yang tak bersahabat, setiap sorot mata tertuju pada kita bukan karna kekuatan adidaya kita justru karna lemahnya kita menyerupai anak ayam yang linglung tanpa penjagaan dari induknya, maka anak ayam itu sangatlah cocok menjelmakan posisi kita saat ini, iya anak ayam itu rindu dekapan kehangatan ibu pelindungnya, sebagai mana seorang muslim yang rindu akan masa masa kejayaan agama yang dibawanya.
Aku sedang dilanda rindu, rindu yang telah meresahkan jagad alam raya, yang gelombang pancarannya menggetarkan langit langit dunia sehingga berjatuhan serpihan serpihannya kepada setiap insan manusia, rindu yang bercampur dengan serutan kegalauan ditambah potongan potongan kekhawatiran berpadu dengan bumbu kacang gado gado malapetaka. Ngomong apa sih lu?
Intinya aku lagi rindu, bukan kepada sido'i yang selalu menghantui dipojok pojok media sosial, ataupun rindu untuk bersua dengan sanak saudara.
Ya aku rindu saat saat cakar cakar islam memancangkan kuku kukunya kepada 3 benua dalam satu waktu
Aku rindu kepada hari dimana seluruh eropa berserah lutut kepada pasukan pasukan muslim yang berperang mengharapkan kematian sebagaimana musuh musuh mereka mengharapkan kehidupan.
Aku rindu kepada hari dimana bersihnya laut mediterania dan laut laut dunia dari bajak laut dan armada laut eropa.
Aku rindu kepada hari dimana seluruh umat manusia berbondong bondong mempelajari bahasa arab bahasa peradaban dan kemajuan. sehingga seorang laki laki yang mencintai kekasihnya sangat berbangga pabila mengungkapkan rasanya dengan bahasa peradaban itu "ana ukhibbuki".
Aku rindu kepada hari dimana seluruh batas batas teritorial dihapuskan sehingga seluruh negara berada pada satu kekuasaan yaitu khilafah islamiyah.
Kau takan dapat merasakan beratnya rindu ini kalau kau tak pernah merasakan hangatnya air ini menyelam sambil mencicipi manisnya kejayaan masa lampau, lalu didasar samudra sejarah ini kau menyaksikan bahwa para pendahulu kita bisa melakukannya, dan aku yakin kita akan melakukannya kembali.
Mungkin ini masihlah terlalu jauh bukan? Akan tetapi tidaklah salah kalau kita jadikan kenangan kakek kakek kita sebagai obat pemacu peredaran darah kita yang selalu kota minum selepas bangun dari tidur, sehingga hari hari kita menjadi lebih hidup dan dengan niatan dalam dada semoga apa yang kita perjuangkan hari ini kelak akan menjadi mata ujung mata rantai kejayaan umat ini yang kelak akan diraih oleh anak cucu kita, ingatlah karna orang yang memiliki niat tidaklah seperti orang yang takpernah membayangkannya sama sekali, jadi niatkan dalam hati agar setiap kita menjadi batu bata pembangun masa depan dengan tinta emas keislaman.
Aku sedang dilanda rindu, rindu yang telah meresahkan jagad alam raya, yang gelombang pancarannya menggetarkan langit langit dunia sehingga berjatuhan serpihan serpihannya kepada setiap insan manusia, rindu yang bercampur dengan serutan kegalauan ditambah potongan potongan kekhawatiran berpadu dengan bumbu kacang gado gado malapetaka. Ngomong apa sih lu?
Intinya aku lagi rindu, bukan kepada sido'i yang selalu menghantui dipojok pojok media sosial, ataupun rindu untuk bersua dengan sanak saudara.
Ya aku rindu saat saat cakar cakar islam memancangkan kuku kukunya kepada 3 benua dalam satu waktu
Aku rindu kepada hari dimana seluruh eropa berserah lutut kepada pasukan pasukan muslim yang berperang mengharapkan kematian sebagaimana musuh musuh mereka mengharapkan kehidupan.
Aku rindu kepada hari dimana bersihnya laut mediterania dan laut laut dunia dari bajak laut dan armada laut eropa.
Aku rindu kepada hari dimana seluruh umat manusia berbondong bondong mempelajari bahasa arab bahasa peradaban dan kemajuan. sehingga seorang laki laki yang mencintai kekasihnya sangat berbangga pabila mengungkapkan rasanya dengan bahasa peradaban itu "ana ukhibbuki".
Aku rindu kepada hari dimana seluruh batas batas teritorial dihapuskan sehingga seluruh negara berada pada satu kekuasaan yaitu khilafah islamiyah.
Kau takan dapat merasakan beratnya rindu ini kalau kau tak pernah merasakan hangatnya air ini menyelam sambil mencicipi manisnya kejayaan masa lampau, lalu didasar samudra sejarah ini kau menyaksikan bahwa para pendahulu kita bisa melakukannya, dan aku yakin kita akan melakukannya kembali.
Mungkin ini masihlah terlalu jauh bukan? Akan tetapi tidaklah salah kalau kita jadikan kenangan kakek kakek kita sebagai obat pemacu peredaran darah kita yang selalu kota minum selepas bangun dari tidur, sehingga hari hari kita menjadi lebih hidup dan dengan niatan dalam dada semoga apa yang kita perjuangkan hari ini kelak akan menjadi mata ujung mata rantai kejayaan umat ini yang kelak akan diraih oleh anak cucu kita, ingatlah karna orang yang memiliki niat tidaklah seperti orang yang takpernah membayangkannya sama sekali, jadi niatkan dalam hati agar setiap kita menjadi batu bata pembangun masa depan dengan tinta emas keislaman.
Komentar
Posting Komentar