SELFIE
"Dibalik laki laki yang hebat terdapat perempuan yang tangguh" sebuah jargon pelipur lara bagi kaum hawa, tapi sebenarnya keberadaan seorang perempuan jauh dan lebih mulia dari kalimat diatas, bahkan dalam kacamata islam 'dibalik sebuah umat yang memiliki izzah (kemuliaan) ada seorang perempuan yang tangguh'.
Kok jadi ngomongin perempuan? Yah karna kemirisan menyayat hati melihat keaadaan umat ini khususnya kaum hawa dewasa ini, arus peradapan telah menggeser deras keadaan mereka dan terlihat hanya sebagian kecil yang mampu bertahan walaupun banyak cercaan, emansipasi katanya atau feminisme covernya padahal yang mereka inginkan dari kalimat kalimat itu adalah merusak tatanan terakhir dari benteng umat ini, memang benar kalau kita melongok sejarah beratus ratus abad bumi islam dijajah, kolonialisme yang disetukan barat secara kompak kepada negri negri lemah khususnya islam tentu saja orang orang yang takberdosa itu melakukan perlawanan, walau kekhilafahan kini telah tiada tapi benteng benteng umat islam masih terus melahirkan pahlawan yang menghalang halangi langkah para kompeni menguasai seluruh negri, hingga mereka menemukan cara untuk melumpuhkan itu semua sekaligus mengentikan total arus perlawanan mereka yaitu mandegkan dapur umat ini dari pekerjaannya, hingga mereka tidak lagi memasok para pejuang dan mencetak para rijal yang memikirkan umat ini, maka diusunglah jargon ini, bahwa perempuan tidak boleh dirumah, ia harus keluar, ia harus bebas sebebas bebasnya, ia tak ada bedanya dengan laki laki, buka pengurung kecantikan kalian, maka jadilah sebuah profesi ibu rumah tangga adalah sebuah aib, bemerja mendidik anak dirumah adalah sebuah hal yang memalukan. Dan efeknya sangat jelas, kalau kita bandingkan kebobrokan dan kerusakan dimasa penjajahan dan setelah penjajahan mana yang lebih masive? Penjajah memang telah pergi tapi anak kandungnya sendirilah yang kita rawat dan kita pelihara sekuler, emansipasi, feminisme dll.
Kini umat ini telah mandul, tak terlihat kembali para bayi yang terlahir yang hidup untuk agamanya, balita asik berjoged, anak sd tak ada bedanya dengan pasangan suami istri, smp sma yang sungguh menitikan air mata. Lalu siapakah yang bertanggung jawab atas kemandulan ini? Umat ini butuh perempuan suci yang melahirkan laki laki yang akan membawa umatnya kedalam kejayaan seperti maryam bint imron, umat ini butuh ibu yang tangguh yang siap menerima beban dakwah seperti khadijah, umat ini butuh seorang wanita yang berilmu dan menjaga dirinya seperti aisyah, umat ini butuh seorang perempuan yang membawa misi besar membebaskan baitul maqdis seperti ibunda salahudin al ayubi. Umat ini membutuhkan engkau wahai para wanita, kedudukanmu sudahlah mulia dengan kemuliaan anakmu karna ia berjuang untuk negrinya, maka bangunlah dan sadarlah karna perempuan yang hanya mengikuti serial sinetron tivi tidak akan pernah melahirkan salahudin al ayubi, karna perempuan yang gemar selfie menyebar foto fotonya berharap like dari kaum laki laki tak akan mencetak muhammad alfatih, karan perempuan yang sibuk dengan oppa oppa korea tak akan melahirkan para ulama dan perempuan sejenis ini tak akan mendidik kecuali orang yang semisalnya.
Kok jadi ngomongin perempuan? Yah karna kemirisan menyayat hati melihat keaadaan umat ini khususnya kaum hawa dewasa ini, arus peradapan telah menggeser deras keadaan mereka dan terlihat hanya sebagian kecil yang mampu bertahan walaupun banyak cercaan, emansipasi katanya atau feminisme covernya padahal yang mereka inginkan dari kalimat kalimat itu adalah merusak tatanan terakhir dari benteng umat ini, memang benar kalau kita melongok sejarah beratus ratus abad bumi islam dijajah, kolonialisme yang disetukan barat secara kompak kepada negri negri lemah khususnya islam tentu saja orang orang yang takberdosa itu melakukan perlawanan, walau kekhilafahan kini telah tiada tapi benteng benteng umat islam masih terus melahirkan pahlawan yang menghalang halangi langkah para kompeni menguasai seluruh negri, hingga mereka menemukan cara untuk melumpuhkan itu semua sekaligus mengentikan total arus perlawanan mereka yaitu mandegkan dapur umat ini dari pekerjaannya, hingga mereka tidak lagi memasok para pejuang dan mencetak para rijal yang memikirkan umat ini, maka diusunglah jargon ini, bahwa perempuan tidak boleh dirumah, ia harus keluar, ia harus bebas sebebas bebasnya, ia tak ada bedanya dengan laki laki, buka pengurung kecantikan kalian, maka jadilah sebuah profesi ibu rumah tangga adalah sebuah aib, bemerja mendidik anak dirumah adalah sebuah hal yang memalukan. Dan efeknya sangat jelas, kalau kita bandingkan kebobrokan dan kerusakan dimasa penjajahan dan setelah penjajahan mana yang lebih masive? Penjajah memang telah pergi tapi anak kandungnya sendirilah yang kita rawat dan kita pelihara sekuler, emansipasi, feminisme dll.
Kini umat ini telah mandul, tak terlihat kembali para bayi yang terlahir yang hidup untuk agamanya, balita asik berjoged, anak sd tak ada bedanya dengan pasangan suami istri, smp sma yang sungguh menitikan air mata. Lalu siapakah yang bertanggung jawab atas kemandulan ini? Umat ini butuh perempuan suci yang melahirkan laki laki yang akan membawa umatnya kedalam kejayaan seperti maryam bint imron, umat ini butuh ibu yang tangguh yang siap menerima beban dakwah seperti khadijah, umat ini butuh seorang wanita yang berilmu dan menjaga dirinya seperti aisyah, umat ini butuh seorang perempuan yang membawa misi besar membebaskan baitul maqdis seperti ibunda salahudin al ayubi. Umat ini membutuhkan engkau wahai para wanita, kedudukanmu sudahlah mulia dengan kemuliaan anakmu karna ia berjuang untuk negrinya, maka bangunlah dan sadarlah karna perempuan yang hanya mengikuti serial sinetron tivi tidak akan pernah melahirkan salahudin al ayubi, karna perempuan yang gemar selfie menyebar foto fotonya berharap like dari kaum laki laki tak akan mencetak muhammad alfatih, karan perempuan yang sibuk dengan oppa oppa korea tak akan melahirkan para ulama dan perempuan sejenis ini tak akan mendidik kecuali orang yang semisalnya.
masyaallah
BalasHapus