KUPU KUPU RAMADHAN

Kini kempompong itu telah siap menghadap dunia dengan kepakan sayap penuh warna keimanan, ancang ancang ia ambil sebelum penerbangan lepas, oa regangkan ruas ruas ototnya dengan meneriakan sebait kalimat tanda ia telah berhasil dalam meraih derajat kupu kupu ketakwaan "Allahuakbarullahuakbarullahuakbar..." itu yang ia gemakan tapi yang ia rasakan adalah inilah aku mukmin sejati hasil tempaan ramadhan siap membendung angin terpaan syaitan.
30 hari setengahnya dialalui tanpa rasa, sisanya jauh lagi cepat dari yang dikira. Itulah kenapa hari hari itu adalah waktu yang mahal lagi langka, sesuai apa yang diisyaratkan firmannya "ayyaman ma'dudat".
Padanan katayang dapat mewakili ketidak terjangkauan kemulaiaan bulan ini adalah perubahan, yang dimaksud adalah perubahan haqiqi yaitu keimanan. Yang baru berislam dan sekedar melaksanakan ritual ibadah setelah masuk dalam bulan limited edition diharap bisa mulai memaknai ibadah dan meresapi hikmah tho'ah, yang sudah bisa meraih dan melaksanakan nilai solat, tilawah, puasa sepantasnya harus bisa lebih dalam dan menjeneralkan nilai nilai itu pada setiap ibadah. Yang baru berislam, mulai melengkapinya hingga bisa meniti kepada anak tangga keimanan, dan yang sudah beriman meningkatkannya volume imannya itu hingga penuh dan menyentuh langit langit ihsan.
Seorang insan yang masuk haruslah berubah, kalau tidak ia gagal menjadi kupu kupu yang menawan, ia masih berwujud ulat menjijikan walau telah lama bersabar dalam kepompong penantian. Maka apa yang kau rasakan setelah usai ramadhan? Dengan feeling apa kau kumandangkan takbir tanda kemenangan? Atau itu cuman kemenangan fana sedang syaitan menemuimu dengan keadaanmu yang sama sebelum kepergiannya? Adakah perbedaan iman yang memproyeksikan perbedaan amal?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIJAB STORY

SESUATU YANG REMEH